la haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim

Sebagai umat Islam kita semua percaya akan satu kebenaran universal, bahwa tidak ada satupun yang terjadi di dunia ini melainkan atas Allah SWT.

Ini adalah prinsip dasar Islam dan dipahami oleh semua orang yang mengucapkan bacaan dzikir populer “la hawla wala quwwata illah billah”. Jika Anda tahu makna dibalik doa pendek ini maka Anda secara jelas setuju bahwa…

Tidak ada daya dan kuasa kecuali atas izin Allah SWT. 

Subhanallah, itu adalah frase yang sangat pendek tapi sangat luar biasa. Pernyataan ini, (sering dirujuk sebagai Hawqala) tercatat dilebih dari 10 cerita dalam berbagai hadis yang menyebutkan Nabi Muhammad (SAW) menganjurkan kepada para pengikutnya untuk membaca zikir ini setiap hari.

Keaslian hadis ini adalah Sahih, yang berarti otentik, oleh banyak ulama inilah sebabnya kita harus berupaya untuk mengucapkan zikie ini setiap hari.

la hawla wala quwata illa billah (6 kata) atau Anda bisa menghafal versi yang lebih panjang — la hawla walla quwata illa billahil aliyyil azim. Nadanya yang berirama membuat kita mudah untuk mengingatnya dan dapat mengalir dengan mudah saat dicukupkan.

TULISAN LA HAWLA WALA QUWWATA DALAM BAHASA ARAB

Berikut adalah bagaimana doa ini terlihat jika Anda membacanya dalam bahasa Arab:

لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِالله

Transliterasi: la hawla wala quwwata illa billah
Terjemahan Bahasa Indonesia: Tidak ada daya dan upaya kecuali atas izin Allah.

Berikut adalah tiga transliterasi yang paling sering digunakan untuk membantu cara pengucapan doa ini:

1. la haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim
2.la hawla wala quwwata illabillah aliyil azeem
3.Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah

ANALISIS MENDALAM MAKNA DI BALIK FRASE INI

Sekarang, kadang-kadang dalam menerjemahkan Bahasa Arab ke bahasa Indonesia kita kehilangan nuansa yang mungkin hanya dipahami oleh penutur asli. Berikut adalah hasil tulisan penulis website Wahiduddin tentang terjemahan umum dari frase itu.

“Namun terjemahan itu gagal menangkap kemegahan dan makna mendalam dari frase luar biasa ini. Menerjemahkan hawla sebagai kekuatan terlalu menyederhanakan kata ini. Akar katah-w-l dalam bahasa Arab menceritakan segala macam perubahan dan transformasi. [.. Kemajuan yang hanya bisa dicapai melalui perubahan dan transformasi … dan kemajuan spiritual membutuhkan tingkat tertinggi dari perubahan dan transformasi itu. Kita mungkin berharap untuk berubah, tapi kita sendiri tidak memiliki kekuatan untuk membuat perubahan tersebut.”

Kita terus berkembang dan bergerak maju, tapi kita harus paham bahwa semua itu diluar pengetahuan kita sendiri, itu semua merupakan kehendak Allah yang mengizinkan transformasi itu terjadi.

Variasi frase, la hawla walwata illa billahil dengan menambahkan aliyyil azim lebih jauh memuji Allah dengan merujuk kepada-Nya menggunakan salah satu dari 99 nama-Nya (Azim). Arti Azim mengacu pada diri-Nya yang besar, yang perkasa, yang layak disembah.

SIAPA YANG SEBAIKNYA MEMBACAKAN DOA INI

Siapapun dan kapanpun dia mau, dia bisa membaca doa ini. Tujuannya adalah selalu mengingat Allah SWT. Pelajaran dan pesan di balik ini ucapan doa ini adalah manusia memiliki sifat yang lemah. Ego kita selalu menunjukkan bahwa kita macho, mampu dan mandiri tapi keyakinan sejati ada pada orang yang dapat mengakui bahwa ia sama sekali tidak memiliki kekuatan.

Seorang hamba Allah mengetahui hal ini dan dapat menyadari bahwa dirinya itu lemah, tak berdaya dan tak punya kuasa, semuanya selalu atas izin Allah. Jadi, keutamaan membaca doa, “La Hawla wala Quwata Illah”.

Anda meminta kepada Allah SWT untuk mewujudkan apa pun yang anda inginkan.

Kita semua kadang-kadang butuh bantuan, tidak perlu malu untuk meminta bantuan dari Sang Pencipta. Bahkan kita harus banyak meminta kepada Allah SWT karena Dia memiliki rahmat yang tak terbatas. Apakah berjuang melalui masalah keuangan, masalah pernikahan, atau berurusan dengan stres, hal ini dapat menjadi zikir terbaik yang dapat membantu Anda melaluinya.

Karena itu ingatlah,

kutipan quran 3:139

Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.
(Surat Imran 139)

HADIST YANG MENYEBUTKAN LA HAWLA WALA QUWWATA

Berikut ini beberapa hadist yang menyebutkan Rasulullah (SAW) bersabda tentang ucapan ini:

Di ceritakan bahwa Abu Musa berkata: “Nabi Muhammad (SAW) mendengar saya mengatakan: ‘La hawla wa la quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali atas izin Allah).’ Dia bersabda: “Wahai Abdullah bin Qais! Maukah saya sampaikan padamu salah satu harta karun dari Surga?’ Saya menjawab: ‘Ya, Wahai Rasulullah.’ Dia bersabda: ‘Katakanlah: ‘La hawla wa la quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali atas izin Allah).’” 1

Ucapkan saat Adzan dikumandangkan

Diceritakan bahwa ‘Alqamah bin Waqqas berkata: “Saya bersama dengan Mu’awiyah ketika Muadzin mengumandangkan Adzan. Muawiyah mengikuti apa yang dikatakan Muadzin, tapi ketika dia mengumandangkan: ‘Hayya ‘alas-salah (Marilah kita salat),’ dia berkata: ‘La hawla wa la quwwata illa Billah (Tidak ada daya dan upaya selain atas izin Allah);’ dan ketika dia berkata: ‘Hayya ‘alal-falah (Marilah meraih kemenangan),’ Dia menjawab: ‘La hawla wa la quwwata illa Billah (Tidak ada daya dan upaya selain atas izin Allah.’ Setelah itu dia mengulangi apa yang diucapkan oleh muadzin, lalu ia berkata: ‘Aku mendengar utusan Allah (ﷺ) mengatakan persis seperti itu.’” 2

Doa Ketika Meninggalkan Rumah

Anas (Semoga dia selalu dirahmati Allah) mengabarkan: Rasulullah (ﷺ) bersabda, “Barang siapa yang berdoa (saat akan meninggalkan rumahnya): ‘Bismillah, tawakkaltu ‘alallah, wa la hawla wa la quwwata illa billah [Saya memulai dengan nama Allah; Saya percaya pada Allah; Tidak ada sesuatu yang terjadi diluar kuasa Allah],’ maka kepadanya akan dijawab: ‘Anda akan dibimbing, dijaga dan dilindungi.’ Setan akan menjauh darinya”. [Abu Dawud, At-Tirmidhi dan An- Nasa’i]. Abu Daud mengabarkan dengan tambahan:”Para iblis akan saling mengabarkan:’Bagaimana caranya kalian akan menghadapi mereka yang dibimbing, dijaga dan dlindungi?”3

Referensi:
1. Sahih (Darussalam) referensi: Sunan Ibn Majah 3824
2. Sahih (Darussalam) Sunan an-Nasa’i Referensi buku berbahasa Arab: Buku 7, Hadis 685
3. Riyad as-Salihin. Referensi buku berbahasa Arab / Inggris: Buku 1, Hadis 83

Share This